BAB IV: Tobat dan Raja’ A. Bertobat Artinya : “Sesungguhnya Allah itu menyukai orang-orang yang tobat kepada-Nya dan dia menyukai orang-orang yang membersihkan diri.” (QS Al Baqarah : 222) Tobat adalah proses menyadari kesalahan yang telah diperbuat dan berupaya sekuat hati untuk tidak melakukannya kembali atau permohonan ampun kepada Allah SWT atas kesalahan (kekhilafan) dan atas perbuatan dosa yang telah dilakukannya (keterangan selanjutnya lihat QS An Nur ; 31, Ali Imran : 90, An Nisa : 110, Al Maidah : 34 dan At Tahrim : Hadis nabi Muhammad SAW yang artinya : “Sesungguhnya Allah menerimatobat hambanya selagi ia belum tercungak-cungak hendak mati (nyawanya berbalik-balik dikerongkongan).” (HR Ahmad) Kesalahan atau kekhilafan yang dilakukan terhadap orang lain, diantaranya seperti hal-hal berikut. Tidak memuliakan anak yatim piatu, tidak menganjurkan dan memberi makan orang miskin, memakan harta dengan mencampuradukkan yang hak dengan yang bathil dan mencintai harta yang berlebihan (lihat QS Al Fajr: 15-20) Bakhil, merasa tidak cukup dan mendustakan pahala yang baik (lihat QS Al Lail : 1-13) Mengumpat, mencela, prasangka dan olok-olok (lihat QS Al humazah : 1, dan Al Hujurat : 11-13) Tidak melaksanakan rukun Islam, terutama mendirikan salat 2. Ada beberapa kriteria orang yang bertaubat. 1) Orang yang bertaubat sesudah melakukan kesalahan. Orang ini diampuni dosanya 2) Tobat seseorang ketika hampir mati atau sekarat. Tobat semacam ini sudah tidak dapat diterima 3) Tobat nasuha atau tobat yang sebenar-benarnya. Tobat nasuha adalah tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh atau semurni-murninya. Tobat semacam inilah yang dinilai paling tinggi. Tobat nasuha dapat dilakukan degan proses sebagai berikut. 1) Segera mohon ampun dan meminta tolong hanya kepada Allah (QS An Nahl : 53) 2) Meminta perlindungan dari perbuatan setan atau iblisdan ari kejahatan makhluk lainnya. (QS An Nas : 1-6, Al Falaq : 1-5, dan An Nahl : 98) 3) Bersegera berbuat baik atau mengadakan perbaikan, dengan sungguh-sungguh, sesuai keadaan, tidak melampaui batas, dan hasilnya tidak boleh diminta segera (QS Al A’raf : 35, Hud : 112, Al Isra’ : 17-19, Al Anbiya : 90&37, Az Zumar : 39) serta sadar karena tidak semua keinginan dapat dicapai. (QS An Najm : 24-25) 4) Menggunakan akal dengan sebaik-baiknya agar tak dimurkai Allah (QS Yunus : 100) dan menggunakan pengetahuan tanpa mengikuti nafsu yang buruk (QS Hud : 46 dan Ar Rum : 29) serta selalu membaca ayat-ayat alam semesta Al Qur’an (QS Ali Imran : 190-191), mendengarkan perkataan lalu memilih yang terbaik (QS Az Zumar : 18), dan bertanya kepada yang berpengetahuan jika tidak tahu (QS An Nahl : 43) 5) Bersabar (QS Al Baqarah : 155-157) karena kalau tidak sabar orang beriman dan bertakwa tidak akan mendapat pahala (QS Al Qasas : 30) 6) Melakukan salat untuk mencegah perbuatan keji dan munkar (QS Al Ankabut : 45) dan bertebaran di muka bumi setelah selesai salat untuk mencari karunia Allah dengan selalu mengingatnya agar beruntung (QS Al Jumuah : 9-10) 7) Terus menerus berbuat baik agar terus menerus diberi hikmah (QS Yusuf : 22, Al Qasas : 4, Al Furqan : 69-71, At Taubah : 11 dan Al mukmin : 7) Untuk bisa dinyatakan sebagai tobat nasuha, seseorang harus memenuhi tiga syarat sebagai berikut. 1) Harus menghentikan perbuatan dosanya 2) Harus menyesalai perbuatannya 3) Niat bersungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi. Dan mengganti dengan perbuatan yang baik, dan apabila ada hubungan dengan hak-hak orang lain, maka ia harus meminta maaf dan mengembalikan hak pada orang tersebut. Raja’ 1.Pengertian raja’ Raja’ menurut pengertian bahasa ialah mengharap.Sedangkan menurut istilah ialah sikap mengharap ridha, rahmat, dan pertolongan Allah SWT , serta yakin bahwa semua itu dapat diraih .Imam Al-Gazali mengatakan bahwa raja’ adalah kegembiraan hati karena menanti harapan yang kita senangi , dan harapan yangkita nantikan itu harus disertai dengan usaha dan doa. 2.Sifat raja’ 1) Optimis, yaitu penenang hati, karena yakinatas kehendak-Nya segala yang kita inginkan akantercapai,sehingga orang akan menjadi sabar , tidakputus asa , dan percaya pada diri sendiri (Q.S. Yusuf : 87) 2) Dinamis, yaitu suatu sikap yang terus-menerusdan selalu berkembang , baik dalam berpikir, bekerja, bermasyarakat dan lain sebagainya (Q.S. Al-Insyirah: 71).Rasulullah SAW bersabda “bekerjalah kamu untuk duniamu , seakan-akan kamu hidupselama-lamanya.Dan bekerjalah kamu untukakhiratmu, seakan-akan kamu akan mati esok.” (H.R.Ibnu Majah) Adapun ciri-ciri orang yang dinamis ,diantaranya : a) Selalu memikirkan dan meniliti alam semesta ,bahwa sanya seluruh ciptaan Allah diperuntukkan bagi kepentingan hidupmanusia (Q.S. Yunus101 dan Q.S. Al-Baqarah : 292) Lebih berperan aktif bagi kepentingan umumdaipada kepentingan pribadi (Q.S. Ali ‘Imran: 104 dan Q.S. At-Taubah : 105 ) b) Memiliki azas keseimbangan (Q.S. Al-Qasas :77) c) Memiliki semangat dalam melakukan suatupekerjaan dan berkarya (Q.S. Al – Insyirah :7) d) Mampu mengadakan perubahan dalam tata